Tablet Advance Vandroid T2V

Untuk info lebih lanjut dan melihat rincian produk ini, silahkan kunjungi www.jualbeliyangmurah.blogspot.com.

Dodol Kedondong Khas Kota Rengat

Untuk info lebih lanjut dan melihat rincian produk ini, silahkan kunjungi www.jualbeliyangmurah.blogspot.com.

Tiger GL 200R Tahun 2009

Untuk info lebih lanjut dan melihat rincian produk ini, silahkan kunjungi www.jualbeliyangmurah.blogspot.com.

BlackBerry Curve 9380

Untuk info lebih lanjut dan melihat rincian produk ini, silahkan kunjungi www.jualbeliyangmurah.blogspot.com.

Supra 125 Tahun 2005

Untuk info lebih lanjut dan melihat rincian produk ini, silahkan kunjungi www.jualbeliyangmurah.blogspot.com.

Selasa, 20 November 2012

Diet Diabetes Melitus

Pemberian diet Diabetes Melitus (DM) bertujuan menyesuaikan makanan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya agar pasien mencapai keadaan faali normal dan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasa.

Syarat diet ini adalah jumlah kalori ditentukan menurut umur, berat badan, aktivitas,, jenis kelamin, tinggi badan, suhu tubuh, kelainan metabolik. Jumlah kalori disesuaikan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, gula murni tidak diperbolehkan, makanan cukup protein, mineral, vitamin. Dan pemberian makanan disesuaikan dengan macam obat yang dipakai. Jika berupa tablet atau suntikan RI 3x sehari, makanan diberikan 3x sehari, bila digunakan PZI, makanan diberikan 4x sehari dalam jumlah yang kurang lebih sama. Makanan selingan pukul 10.00 dan 21.00 diambil dari porsi makan pagi dan sore.

Sebagai pedoman, dipakai 8 macam diet DM sebagai berikut :

  1. Diet Diabetes Melitus I, dengan nilai gizi kalori 1.100 kalori, Protein 50 gr, Lemak 30 gr dan Karbohidrat 160 gr.
  2. Diet Diabetes Melitus II, dengan nilai gizi kalori 1.300 kalori, Protein 55 gr, Lemak 35 gr dan Karbohidrat 195 gr.
  3. Diet Diabetes Melitus III, dengan nilai gizi kalori 1.500 kalori, Protein 60 gr, Lemak 40 gr dan Karbohidrat 225 gr.
  4. Diet Diabetes Melitus IV, dengan nilai gizi kalori 1.700 kalori, Protein 65 gr, Lemak 45 gr dan Karbohidrat 260 gr.
  5. Diet Diabetes Melitus V, dengan nilai gizi kalori 1.900 kalori, Protein 70 gr, Lemak 50 gr dan Karbohidrat 300 gr.
  6. Diet Diabetes Melitus VI, dengan nilai gizi kalori 2.100 kalori, Protein 80 gr, Lemak 55 gr dan Karbohidrat 325 gr.
  7. Diet Diabetes Melitus VII, dengan nilai gizi kalori 2.300 kalori, Protein 85 gr, Lemak 65 gr dan Karbohidrat 350 gr.
  8. Diet Diabetes Melitus VIII, dengan nilai gizi kalori 2.500 kalori, Protein 90 gr, Lemak 65 gr dan Karbohidrat 390 gr.
Diet I-III diberikan kepada pasien yang terlalu gemuk. Diet IV-V diberikan kepada pasien yang mempunyai berat badan normal. Diet VI-VIII diberikan kepada pasien kurus, diabetes remaja (Juvenile Diabetes), atau diabetes dengan komplikasi.

Semua bahan makanan boleh diberikan dalam jumlah yang telah ditentukan kecuali gula murni (seperti terdapat pada gula pasir, gula jawa dan sebagainya), sirup, selai, jelly, buah-buahan yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim dan sebagainya, kue-kue manis, dodol, cake, tarcis dan sebagainya, serta abon, dendeng, sarden dan sebagainya.

(Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, Media Aesculapius)

Diet Tinggi Serat

Diet tinggi serat bertujuan merangsang peristaltik usus agar defekasi dapat normal kembali. Diet ini diindikasikan untuk pasien obstipasi/konstipasi dan penyakit divertikular.

Syarat diet ini adalah cukup kalori dan protein, tinggi vitamin terutama tiamin, vitamin B kompleks dan mineral untuk memelihara kekuatan otot saluran cerna, banyak cairan 2-2,5 liter per hari untuk memperlancar defekasi. Nilai gizi diet ini adalah 2.296 kalori, 83 gr protein, 60 gr lemak dan 363 gr karbohidrat. Minum sebelum makan dapat merangsang peristaltik, serta tinggi serat yang terdiri dari selulosa, hemi selulosa dan lignin serta bahan makanan yang dapat merangsang peristaltik usus.

Bahan makanan yang dianjurkan adalah bahan makanan yang dapat merangsang peristaltik usus, misalnya beras tumbuk, beras ketan hitam, havermut, bulgur, cantel, sorgum, jagung, ubi, singkong, wijen, katul, kcang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang kedelai dan sebagainya. sayuran sebagian dalam bentuk mentah, terutama sayuran yang dapat menimbulkan gas seperti kol, sawi dan sebagainya. buah-buahan terutama yang dimakan dengan kulitnya seperti jambu, biji, apel, anggur, pir dan sebagainya. minyak (dalam bentuk makanan yang digoreng atau diberi santan atau makanan lain yang menggunakan minyak) gula, susu, agar-agar, serta bumbu-bumbu yang merangsang seperti lombok, merica dan sebagainya. Bahan makanan yang tidak memberikan sisa seperti aci harus dihindari.

(Sumber: Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, Media Aesculapius)

Diet Rendah Sisa (Penyakit Saluran Cerna)

Tujuan diet rendah sisa adalah memberikan makanan secukupnya yang sedikit mungkin merangsang alat pencernaan dan sedikit mungkin meninggalkan sisa. Makanan hendaknya mudah dicerna, tidak merangsang baik secara mekanis, termis, maupun kimia, dengan jalan menghindari makanan tinggi serat, menghindari makanan terlalu panas dan terlalu dingin, menghindari makanan tinggi lemak, terlalu manis, terlalu asam dan terlalu berbumbu serta memasak makanan hingga lunak.

Indikasi pemberian diet ini adalah diare berat, ileitis, kolitis ulserosa, divertikulitis akut, obstipasi spastik, penyumbatan sebagian saluran cerna, hemoroid berat serta sebelum dan sesudah operasi hemoroid, kolon atau rektum.

Diet Rendah Sisa ini terbagi :

  1. Diet Rendah Sisa I, diberikan dalam bentuk saring. Makanan yang mengandung banyak serat sama sekali tidak diperbolehkan, begitu pun bumbu. Lemak dan gula diberikan dalam jumlah terbatas bila pasien tahan, susu tidak diperbolehkan. Nilai gizi diet ini adalah 1.260 kalori, 39 gr protein, 48 gr lemak dan 173 gr karbohidrat. Karena rendah kalori, protein, kalsium, besi, tiamin dan vitamin C, makanan ini hanya diberikan selama beberapa hari.
  2. Diet Rendah Sisa II, diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet rendah sisa I atau kepada pasien diare kronis. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Makanan mengandung serat diperbolehkan dalam jumlah terbatas, begitu pun lemak dan gula. Bumbu-bumbu yang merangsang tidak diperbolehkan. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi diet ini adalah 1.260 kalori, 39 gr protein, 48 gr lemak dan 173 gr karbohidrat.

(Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, Media Aesculapius)

Diet Pada Penyakit Lambung (Penyakit Saluran Cerna)

Tujuan diet pada penyakit lambung adalah memberikan makanan adekuat (cukup), tidak merangsang, dapat mengurangi pengeluaran cairan lambung, dan menetralkan kelebihan  asam lambung. Syarat diet ini adalah mudah dicerna, porsi makanan kecil dan diberikan sering, protein cukup untuk mengganti jaringan yang rusak, serta makanan secara berangsur harus memenuhi kebutuhan gizi normal.

Diet penyakit lambing ini terbagi :
  1. Diet Lambung I, diberikan kepada pasien ulkus peptikum akut, ulkus peptikum dengan perdarahan, esofagitis, gastritis akut, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan berupa susu dan bubur susu, hanya diberikan selama 2 hari dalam porsi kecil tiap 3 jam. Nilai gizi makanan ini adalah 1.630 kalori, 58 gr protein, 63 gr lemak dan 213 gr karbohidrat.
  2. Diet Lambung II, diberikan sebagai perpindahan diet lambung I setelah fase akut dapat diatasi, pada tifus abdominalis dengan suhu tubuh tinggi, dan sesudah operasi saluran cerna tertentu. Makanan diberikan selama beberapa hari saja, berbentuk saring atau cincang tiap 3 jam. Nilai gizi makanan ini adalah 1.990 kalori, 73 gr protein, 84 gr lemak dan 236 gr karbohidrat.
  3. Diet Lambung III, diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung II atau pada pasien ulkus peptikum ringan,  tifus abdominalis yang suhu tubuhnya sudah kembali normal. Makanan Berbentuk lunak, diberikan 6 kali sehari dalam porsi kecil. Makanan ini cukup kalori, protein, mineral, vitamin C dan kurang tiamin. Makanan ini mengandung 1.921 kalori, 61 gr protein, 74 gr lemak dan 257 gr karbohidrat.
  4. Diet Lambung IV, diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esofagus ringan, serta tifus abdominalis yang hampir sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi. Nilai gizi makanan ini adalah 2.080 kalori, 74 gr protein, 65 gr lemak dan 303 gr karbohidrat.
(Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga jilid 1, Media Aesculapius)

Makanan Pasca Bedah

Tujuan pemberian makanan pasca bedah adalah mengusahakan agar keadaan pasien segera kembali seperti normal. Prinsip pemberian makanan, makanan diberikan secara bertahap, dimulaidari cair, saring, lunak dan biasa. Perpindahan makanan dari tahap ke tahap tergantung dari macam operasi dan keadaan pasien. Untuk pasca bedah kecil (pasca bedah ekstirpasi, tonsil, apendiks, hemoroid, hernia, struma, reduksi terbuka, ekstremitas distal dan sebagainya), makanan secepat mungkin kembali seperti biasa. Pada pascabedah besar (pascabedah saluran pencernaan dan diluar saluran pencernaan, seperti jantung, ginjal, ortopedi dan sebagainya), makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.

Makanan Pascabedah terbagi menjadi :

  1. Makanan Pascabedah I, diindikasikan untuk semua pasien pascabedah. Pada pascabedah kecil, diberikan setelah sadar atau rasa mual hilang, sedangkan pada pascabedah besar, diberikan setelah sadar, rasa mual hilang, dan ada terdapat tanda usus mulai bekerja. Pada diet ini, diberikan air/teh manis seperti pada makanan cair, rata-rata 15 kali sehari selama pasien tidak tidur. Makanan ini diberikan dalam jangka waktu sependek mungkin karenakurang dalam semua zat gizi. Nilai gizi makanan pascabedah I adalah pada 30 ml/jam terdiri dari Kalori 193, protein 0,7 gr, lemak 0,3 gr, karbohidrat 49 gr, cairan 450 ml. Pada 60 ml/jam terdiri dari Kalori 385, protein 1,4 gr, lemak 0,6 gr, karbohidrat 99 gr, cairan 900 ml. Pada 90 ml/jam terdiri dari kalori 578, protein 2,1 gr, lemak 0,8 gr, karbohidrat 148 gr dan cairan 1.350 ml.
  2. Makanan Pascabedah II, merupakan perpindahan dari makanan pascabedah I pada pascabedah besar saluran cerna. Pada pascabedah kecil dan bedah besar diluar saluran cerna dapat langsung diberikan makanan pascabedah III. Makanan ini diberikan berupa minuman manis, kaldu jernih, sirup, sari buah dan susu telur, rata-rata 16 kali sehari selama pasien tidak tidur, dengan jangka waktu sesingkat mungkin karena tidak cukup mengandung zat gizi. Air jeruk dan minuman yang mengandung Karbondioksida jangan diberikan. Nilai gizi makanan pascabedah II adalah pada 30 ml/jam terdiri dari Kalori 425, protein 19 gr, lemak 18 gr, karbohidrat 49 gr, cairan 500 ml. Pada 60 ml/jam terdiri dari Kalori 850, protein 38 gr, lemak 35 gr, karbohidrat 98 gr, cairan 1.000 ml. Pada 90 ml/jam terdiri dari kalori 1.280, protein 57 gr, lemak 53 gr, karbohidrat 147 gr dan cairan 1.500 ml.
  3. Makanan Pascabedah III, merupakan perpindahan dari makanan pascabedah I (pascabedah kecil dan bedah besar diluar sakuran cerna) atau makanan pascabedah II (pascabedah besar saluran cerna). Diberikan sebagai air, sirup, susu, sari buah, biskuit, sup, atau bubur saring tanpa bumbu merangsang. Minuman yang mengandung Karbondioksida jangan diberikan. Cairan tidak melebihi 2.000 ml sehari. makanan ini mengandung 1.990 kalori, 73 gr protein, 84 gr lemak dan 236 gr karbohidrat.
  4. Makanan Pascabedah IV, merupakan perpindahan dari makanan pascabedah III. makanan ini diberikan sebagai makanan lunak yang dibagi dalam 3 kali makan dan 1 kali makan selingan. Nilai gizi makanan ini adalah 2.046 kalori, mengandung 76 gr protein, 64 gr lemak, 295 gr karbohidrat.
  5. Makanan Pascabedah V, merupakan perpindahan dari makanan pascabedah IV. Diberikan kepada pasien dengan kapasitas lambung dan usus yang terbatas, seperti pada penyakit saluran cerna tertentu. Makanan ini diberikan sebagai makanan lunak yang dibagi dalam 6 kali makan dalam porsi kecil yang sama. Jumlah cairan bebas.
  6. Makanan Pascabedah Lewat Pipa Lambung, diberikan pada pasien yang oleh suatu sebab harus diberi makanan lewat pipa lambung, seperti pada pasien koma, terbakar, gangguan psikis dan operasi lambung. Makanan diberikan sebagai makanan cair, sebanyak 250 ml tiap 3 jam bila tidak tidur. Diharapkan makanan merangsang peristaltik lambung. Diet ini mengandung 1.864 kalori, 77 gr protein, 86 gr lemak, dan 197 gr karbohidrat. karena kurang besi dan vitamin, ke dalam makanan dimasukkan 8 mg preparat ferosulfat, 3 tablet vitamin B kompleks dan 150 mg preparat vitamin C.
  7. Makanan Pascabedah Lewat Pipa Yeyunum, diberikan kepada pasien bila oleh suatu sebab makanan harus diberikan lewat pipa yeyunum, misalnya pada pasien dengan tumor distal lambung, obstruksi/stenosis pilorus, dan pankreatitis akut. Diet ini diberikan sebagai makanan cair yang tidak membutuhkan pencernaan lambung dan yang tidak merangsang yeyunum secara mekanis maupun osmotis. Dalam sehari, dapat diberikan 320 ml susu cair, 480 ml air kapur (USP), 20 gr dekstrin maltosa, dan 200 ml air. Nilai gizi diet ini adalah 529 kalori, 20 gr protein, 24 gr lemak dan 49 gr karbohidrat. Cairan diberikan tetes demi tetes secara perlahan agar tidak terjadi diare atau kejang. Apabila pasien diare, volume kurangi, vitamin dihentikan beberapa hari, dan susu diganti dengan susu skim cair. Karena kurang besi dan vitamin, ke dalam makanan dimasukkan 8 mg preparat ferosulfat dan 3 tablet multivitamin A.

Kamis, 08 November 2012

Makanan Prabedah

Diet ini bertujuan menyiapkan tubuh pasien agar berada dalam keadaan gizi sebaik mungkin. Syarat makanan prabedah, pasien dengan  berat badan kurang dari normal, pasien dengan hipoproteinemia, anemia dan hipertiroid diberi diet tinggi kalori tinggi protein, pasien dengan penyakit lain diberikan makanan sesuai dengan penyakitnya.Untuk operasi besar, seperti operasi Kolon, diberikan diet rendah sisa 4-5 hari sebelumnya. Untuk operasi jantung, hati, ginjal dan saluran cerna lain, diet rendah sisa diberikan 2-3 hari sebelumnya. Sedangkan untuk operasi sedang, seperti apendiktomi, hernia, hemoroidektomi dan sebagainya,  sehari operasi. Operasi kecil seperti tonsilektomi tidak membutuhkan makanan khusus sebelumnya. Kapan makanan terakhir diberikan tergantung dari jenis operasi. Pada operasi besar, umumnya makanan dan minuman terakhir diberikan 8 jam sebelum operasi, sedangkan pada operasi sedang dan kecil 4-6 jam sesudahnya.

(Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, Media Aesculapius)

Diet Rendah Garam

Pemberian diet rendah garam bertujuan membantu menghilangkan retensi garam/air dalam jaringan tubuhfan menurunkan tekanan darah pada hipertensi. diet ini diindikasikan untuk pasien dengan edema dan/atau hipertensi seperti pada gagal jantung, sirosis hepatis, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial.

Syarat diet ini adalah cukup kalori, protein, mineral dan vitamin. Jumlah natrium yang diperbolehkan disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam/air atau hipertensi, dan bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit.

Makanan biasa rata-rata mengandung 2.800-6.00 mg natrium sehari, yang ekivalen dengan 7-15 gr NaCl. Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur, selebihnya dari bahan makanan asli. Diet rendah garam membatasi konsumsi garam dapur dan bahan makanan yang mengandung natrium tinggi. Rasa makanan dapat dipertinggi dengan menggunakan bumbu lain yang tidak mengandung natrium, seperti gula, cuka, bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, laos, salam dan sebagainya. Makanan yang dikukus, ditumis, digoreng atau di panggang lebih enak dari pada yang direbus.

Diet rendah garam I (200-400 mg Natrium) diberikan pada pasien edema, asites dan/atau hipertensi berat. Dalam pemasakan tidak ditambahkan garam  dapur. Bahan makanan tinggi natrium dihindarkan. Diet ini mengandung 2230 kalori, 75 gr protein, 53 gr lemak dan 365 karbohidrat.

Diet rendah garam II (600-800 mg Natrium) diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam I. Dalam pemasakan dibolehkan menggunakan 0.25 sendok teh garam dapur (1 gr). Bahan makanan tinggi natrium dihindarkan.

Diet rendah garam III (1.000-1.200 mg Natrium) diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi ringan. pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam I. Dalam pemasakan dibolehkan menggunakan 0.5 sendok teh (2 gr) garam dapur.

(Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, Media Aesculapius) 

Diet Rendah Kalori

Pemberian diet rendah kalori bertujuan menurunkan berat badan hingga normal. Diet ini diindikasikan untuk kegemukan dan pada kebutuhan kalori menurun, seperti pada hipotiroid, istirahat ditempat tidur untuk jangka waktu lama, serta usia lanjut.

Syarat diet ini, kalori dikurangi 500-1.000 kalori dibawah kebutuhan normal yang akan menyebabkan penurunan berat badan 0.5-1 kg/minggu. pengurangan kaloridilakukan dengan pengurangan karbohidrat dan lemak. Jumlah protein normal atau sedikit di atas kebutuhan normal, yaitu 1-1.5 gr/kg Berat badan, cukup vitamin dan mineral, serta tinggi serat untuk memberikan rasa kenyang. Pada diet 1.200 kalori, kandungan vitamin B kompleksnya rendah.

Dikenal 3 macam diet rendah kalori, yaitu diet rendah kalori I, II dan III.
Diet rendah kalori I mengandung 1.200 kalori, 59 gr protein, 35 gr lemak, 173 gr karbohidrat.
Diet rendah kalori II mengandung 1.500 kalori, 71 gr protein, 48 gr lemak, 206 gr karbohidrat.
Diet rendah kalori III mengandung 1.700 kalori, 75 gr protein, 48 gr lemak, 250 gr karbohidrat.

(Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, Media Aesculapius)

Rabu, 07 November 2012

Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)

Diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP) bertujuan memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan kalori dan protein yang bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh atau guna menambah berat badan hingga mencapai normal. Syarat diet ini adalah tinggi kalori, tinggi protein, cukup mineral dan vitamin, serta mudah dicerna.

Diet ini diindikasikan untuk pasien gizi kurang (defisiensi kalori, protein), anemia dan hipertiroid. Juga diberikan pada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu bila dapat menerima makanan lengkap, baru sembuh dari penyakit dengan panas tinggi atau penyakit yang berlangsung lama dan telah dapat menerima makanan lengkap, pasien trauma, luka bakar, atau mengalami perdarahan banyak, serta wanita hamil dan pasca persalinan.

Terdapat 2 macam diet TKTP. yaitu TKTP I dan TKTP II.
Diet TKTP I mengandung 2.600 kalori dan 100 gr (2 gr/kg Berat Badan) protein.
Diet TKTP II mengandung 3.000 kalori dan 125 gr (2,5 gr/kg Berat Badan).
Untuk memudahkan, penambahan konsumsi kalori dan protein dilakukan dengan memberikan penambahan lauk dan susu. Sumber protein hewani yang baik diberikan adalah ayam, daging, hati, ikan, telur, susu dan keju. sedangkan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan dan hasilnya seperti tahu, tempe dan oncom. Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan seperti gula-gula, dodol, cake, tarcis dan sebagainya, adalah bahan makanan yang dihindarkan.

(Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, Media Aesculapius)

Sabtu, 03 November 2012

Jenis Makanan Berdasarkan Keadaan Pasien dan Penyakitnya

Sesuai dengan keadaan pasien dan penyakitnya, makanan pasien dapat digolongkan menjadi :

  1. Makanan Umum
  2. Makanan Khusus

  • Makanan Umum
Makanan Umum adalah makanan yang mengandung cukup kalori dan zat-zat makanan untuk berbagai golongan sesuai dengan jenis kelamin, umur dan aktivitas. 
Makanan ini dapat berupa :
  1. Makanan Biasa
  2. Makanan Lunak
  3. Makanan Saring
  4. Makanan Cair
  5. Makanan Lewat Pipa
Pemberiannya tergantung keadaan serta toleransi pasien terhadap makanan.



  • Makanan Khusus
Makanan Khusus adalah makanan yang mengandung atau tidak mengandung zat-zat makanan tertentu untuk penyakit tertentu atau untuk persiapan pemeriksaan tertentu.
Yang termasuk makanan khusus misalnya :
  1. Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein
  2. Diet Rendah Kalori
  3. Diet Rendah Garam
  4. Makanan Prabedah
  5. Makanan Pascabedah
  6. Diet Pada Penyakit Lambung (Penyakit Saluran Cerna)
  7. Diet Rendah Sisa (Penyakit Saluran Cerna)
  8. Diet Tinggi Serat
  9. diet pada penyakit hati dan kandung empedu
  10. Diet Diabetes Melitus
  11. diet pada penyakit jantung dan pembuluh darah
  12. diet pada penyakit ginjal dan saluran kemih
  13. diet rendah purin
  14. diet pada komplikasi kehamilan
  15. diet untuk pemeriksaan
(Sumber : Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, Media Aesculapius)